BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembangunan
kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi
tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima
kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan
dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda.
Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian.
Adapun
definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara
internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang
utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses
reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan pada
pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan
secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan
menentukan kelahiran anak mereka.
Dalam
Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Konfren on
Population and Depelopmen/ICPD). Yang disponsori oleh perserikatan Bangsa
Bangsa (PBB) di Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11.000 perwakilan
dan lebih 180 negara. Konfrensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang
pembangunan dan kependudukan, seperti tercantum dalam program aksi 20 tahun,
yang tidak lagi terfokus pada pencapaian target populasi tertentu tetapi lebih
ditujukan pada upaya penstabilan laju pertumbuhan penduduk yang beronientasi
pada kepentingan pembangunan manusia. Program aksi ini menyerukan agar setiap
negara meningkatkan status kesehatan, pendidikan dan hak-hak individu khususnya
bagi perempuan dan anak-anak dan mengintegrasikan program keluarga berencana
(KB) kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas.
Bagian terpenting dan program tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang menyeluruh, yang memadukan KB, pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan pengobatan infeksi menular seksual/IMS (termasuk HIV), informasi dan konseling seksualitas, serta pelayanan kesehatan perempuan mendasar lainnya. Termasuk penghapusan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan seperti sunat perempuan, jual beli perempuan, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya.
B.
Rumusan masalah
1. Definisi sehat dan finisi kesehatan reproduksi
?
2. Ruang lingkup kesehatan reproduksi ?
3. Pendekatan Siklus hidup ?
4. Kesehatan wanita semasa daur hidupnya ?
5. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan ?
6. Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya ?
C.
Tujuan
Untuk
mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus
hidupnya,-serta mengetahui dan memahami kesehatan wanita semasa daur hidupnya.
\
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI
1. DEFINISI SEHAT (WHO)
Keadaan
sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh.
Jadi sehat berarti bukan sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan,
tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui
proses reproduksi
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional
B.
FINISI KESEHATAN
REPRODUKSI
Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang
artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi
istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ
reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan
reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta
proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan.
Sedangkan menurut ICPD (1994) kesehatan
reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik,
mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam
segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat
secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan
dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan
reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana
seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum
menikah dan sesudah menikah.
C. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup
kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang
tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir
hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih
rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen
pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Untuk
kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat
komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular
Seksual, termasuk HIV/AIDS.
Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
1. Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2. Keluarga Berencana
3. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran
Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
4. Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5. Kesehatan Reproduksi Remaja
6. Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7. Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8. Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain
misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.
Dalam penerapanya di pelayanan kesehatan, komponen kespro yang masih
menjadi masalah di Indonesia adalah ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Esensial, terdiri dari :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran
Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
5. Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut
D.
PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
Pendekatan yang diterapkan dalam
menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup,
yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi
pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut.
Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat
buruk pada masa kehidupan selanjutnya.Dalampendekatan siklus hidup ini dikenal
lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Berikut digambarkan pendekatan siklus hidup
kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak
reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan
laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan
mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih
intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada
saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus
terhadap perempuan
E.
Kesehatan Pada Wanita Sepanjang
Daur Kehidupannya
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan
ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti
memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap
fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan
demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat
diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat
berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya.
Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima
tahap, yaitu :
1. Konsepsi :
a.
Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
c.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini :
pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
d.
Pendekatan pelayanan anternatal, promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Bayi dan anak :
b.
Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan
gizi seimbang
c.
Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
d.
Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e.
Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak
laki-laki dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan
jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan primer,
imunisasi, pelayanan antennal, persalinan,
postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll
Asuhan
yang diberika
b. Tumbuh kembang anak dan
pemberian makanan dengan gizi seimbang
c.
Imunisasi
dan menejemen terpadu balita sakit
d.
Pencegahan
dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
e.
Pendidikan
dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10
sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa.
Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid
pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai
sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba
waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap
dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena
mulai memproduksi hormone-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan
perkembangan system reproduksi.
a.
a.Gizi seimbang
b.
Informasi
tentang kesehatan reproduksi
c.
Pencegahan
kekerasan termasuk seksual
d.
Pencegahan terhadap
ketergantungan napza
e.
Perkawinan pada
usia wajar
f.
Pendidikan,
peningkatan keterampilan
g.
Peningkatan
penghargaan diri
h.
Peningkatan
pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i.
Masalah yang
ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat
4. Usia Subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering
dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin
terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar
rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar
selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan
lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguankehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan
tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai
menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah
endometritis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul
saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau air kecil. Penderita
kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala
apa-apa.
d.
Pencegahan terhadap
PMS/HIV/AIDS
e.
Pelayanan kesehatan
reproduksi berkualitas
f.
Pencegahan dan
penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g.
Deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim
h.
Pencegahan dan
managemen infertilitas
i.
Masalah yang
mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi,
malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi,
ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan
j.
Pendekatan yang
dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer,
pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang
bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan
informasi-informasi.
Asuhan yang
diberikan
d.
Pencegahan terhadap
PMS/HIV/AIDS
e.
Pelayanan kesehatan
reproduksi berkualitas
f.
Pencegahan dan
penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g.
Deteksi dini kanker
payudara dan leher rahim
h.
Pencegahan dan
managemen infertilitas
5. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai
usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang
berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita
untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas
utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang
benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan
tetap aktif secara intelektual.
a.
Perhatian pada problem menapouse
b.
Perhatian pada penyakit utama degeneratif,
termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis
c.
Deteksi dini kanker rahim
d.
Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini:
penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran
reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
e.
Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh
pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini
Asuhan apa yang diberikan
a.
Perhatian pada problem menapouse
b.
Penyakit jantung koroner
b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari
penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar
kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang
meningkatkan kejadian jantung koroner
c.
Osteoporosis
d. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat
penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah
e. Gangguan mata
f. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air
mata berkurang
g. Kepikunan
h. Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf
pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan
berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe
Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup
lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan
i. Deteksi dini kanker rahim
F. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat
Kesehatan Perempuan
a. Kemiskinan
Diperkirakan
sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak
terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses
terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan,
kecacatan dan kematian.
b. Kedudukan
perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Kedudukan
perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya
keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di
mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap
perempuan, antara lain :
§ Perempuan di nomorduakan dalam segala aspek kehidupan,
misalnya dalam pemberian sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja
dan kedudukan
§ Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda karena
tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari
beban ekonomi.
§ Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk
kepentingan dirinya, misalnya dalam ber- KB, dalam
memilih bidan sebagai penolongpersalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS
ketika di perlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan
keluarga
§ Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih
rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat
terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat
meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan
yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan
reproduksi
c. Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan
§ Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit
dicapai
§ Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
§
Keterbatasan biaya
§ Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas
kesehatan
d. Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai,
antara lain karena :
§ Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
§ Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
e. Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional
sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
f. Akses pelayanan kespro rendah karena :
§ Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak
reproduksi masih rendah
§
Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi
§ Diskriminasi sosial
§ Sikap negative terhadap perempuan dan anak perempuan
§ Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada
reproduksi
g. Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan
perempuan usia lanjut
h. Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan social
G. Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur
Kehidupannya
1. Skirining
o
Skrining
(screening): pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat
dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau
mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
o
Skrining:
pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah
atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
o
Skrining:
usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum
jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar –
benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
o Penyaringan atau screening
adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam
masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau
pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan
sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan
2. Penemuan Penyakit Dengan ‘Screening’
Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.
Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
Diagnosis menyangkut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.
3. Kriteria
Menilai, Suatu Alat Ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
Suatu alat (test) scereening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
4. Tujuan Screening
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melakukan general check up
• Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
• Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melakukan general check up
• Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
5. Bentuk Pelaksanaan Screening
• Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
• Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
• Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
• Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas
6. Kriteria
Program Penyaringan
• Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
• Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus
7. Contoh Screening
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
8. Apa Itu Validitas
• Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit)
• Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
• Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit)
• Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
9. Komponen
Validitas
• Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
• Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit.
• Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
• Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah ang kami buat, kami dapat
menyimpulkan bahwa masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan,
yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada
masa kehidupan selanjutnya. Dalampendekatan siklus
hidup ini dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Berikut digambarkan
pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak
reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan
laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan
mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih
intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada
saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus
terhadap perempuan
B. Saran
Dari hasil
pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami lebih
dalam ruang lingkup komunikasi dan dapat mempraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari dengan benar.
Artikel kesehatan maksih mas admin atas artikelnya,mudah di pahami oleh pembaca dan bermanfaat bagi orang banyak.thanks.
ReplyDelete