Tuesday 26 February 2013

kespro kesehatan wanita sepanjang masa siklus hidupnya


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Pembangunan kesehatan bertujuan untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Demi tercapainya derajat kesehatan yang tinggi, maka wanita sebagai penerima kesehatan, anggota keluarga dan pemberi pelayanan kesehatan harus berperan dalam keluarga, supaya anak tumbuh sehat sampai dewasa sebagai generasi muda. Oleh sebab itu wanita, seyogyanya diberi perhatian.
Adapun definisi tentang arti kesehatan reproduksi yang telah diterima secara internasional yaitu : sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan sistim, fungsi-fungsi dan proses reproduksi. Selain itu juga disinggung hak produksi yang didasarkan pada pengakuan hak asasi manusia bagi setiap pasangan atau individu untuk menentukan secara bebas dan bertanggung jawab mengenai jumlah anak, penjarakan anak, dan menentukan kelahiran anak mereka.
Dalam Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Konfren on Population and Depelopmen/ICPD). Yang disponsori oleh perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di Kairo Mesir pada tahun 1994, dihadiri oleh 11.000 perwakilan dan lebih 180 negara. Konfrensi tersebut melahirkan kebijakan baru tentang pembangunan dan kependudukan, seperti tercantum dalam program aksi 20 tahun, yang tidak lagi terfokus pada pencapaian target populasi tertentu tetapi lebih ditujukan pada upaya penstabilan laju pertumbuhan penduduk yang beronientasi pada kepentingan pembangunan manusia. Program aksi ini menyerukan agar setiap negara meningkatkan status kesehatan, pendidikan dan hak-hak individu khususnya bagi perempuan dan anak-anak dan mengintegrasikan program keluarga berencana (KB) kedalam agenda kesehatan perempuan yang lebih luas.

        Bagian terpenting dan program tersebut adalah penyediaan pelayanan kesehatan reproduksi yang menyeluruh, yang memadukan KB, pelayanan kehamilan dan persalinan yang aman, pencegahan pengobatan infeksi menular seksual/IMS (termasuk HIV), informasi dan konseling seksualitas, serta pelayanan kesehatan perempuan mendasar lainnya. Termasuk penghapusan bentuk-bentuk kekerasan terhadap perempuan seperti sunat perempuan, jual beli perempuan, dan berbagai bentuk kekerasan lainnya.
B.     Rumusan masalah
1.      Definisi sehat dan finisi kesehatan reproduksi ?
2.      Ruang lingkup kesehatan reproduksi ?
3.      Pendekatan Siklus hidup ?
4.      Kesehatan wanita semasa daur hidupnya ?
5.      Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan ?
6.      Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya ?

C.     Tujuan
Untuk mengetahui ruang lingkup kesehatan reproduksi dan pendekatan siklus hidupnya,-serta mengetahui dan memahami kesehatan wanita semasa daur hidupnya.






\

BAB II
PEMBAHASAN

A.   DEFINISI 
1.     DEFINISI SEHAT (WHO)
            Keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh.  Jadi sehat berarti bukan sekedar tidak ada penyakit ataupun kecacatan, tetapi juga kondisi psikis dan sosial yang mendukung perempuan untuk melalui proses reproduksi
baik perempuan maupun laki-laki berhak mendapatkan standar kesehatan yang setinggi-tingginya, karena kesehatan merupakan hak asasi manusia yang telah diakui dunia internasional

B.   FINISI KESEHATAN REPRODUKSI
            Istilah reproduksi berasal dari kata “re” yang artinya kembali dan kata produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Sedangkan yang disebut organ reproduksi adalah alat tubuh yang berfungsi untuk reproduksi manusia.
            Menurut BKKBN, (2001), defenisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik, mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan.
                     Sedangkan menurut ICPD (1994) kesehatan reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara fisik, mental, dan sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem, fungsi serta proses reproduksi.
            Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat secara menyeluruh mencakup fisik, mental dan kehidupan sosial,yang berkaitan dengan alat,fungsi serta proses reproduksi. Dengan demikian kesehatan reproduksi bukan hanya kondisi bebas dari penyakit,melainkan bagaimana seseorang dapat memiliki kehidupan seksual yang aman dan memuaskan sebelum menikah dan sesudah menikah.

C.  
RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI
         Menurut Depkes RI (2001) ruang lingkup kesehatan reproduksi sebenarnya sangat luas, sesuai dengan definisi yang tertera di atas, karena mencakup keseluruhan kehidupan manusia sejak lahir hingga mati. Dalam uraian tentang ruang lingkup kesehatan reproduksi yang lebih rinci digunakan pendekatan siklus hidup (life-cycle approach), sehingga diperoleh komponen pelayanan yang nyata dan dapat dilaksanakan.
Untuk kepentingan Indonesia saat ini, secara nasional telah disepakati ada empat komponen prioritas kesehatan reproduksi, yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2. Keluarga Berencana
3. Kesehatan Reproduksi Remaja
4. Pencegahan dan Penanganan Penyakit Menular Seksual, termasuk HIV/AIDS.

 Secara lebih luas, ruang lingkup kespro meliputi :
1.   Kesehatan ibu dan bayi baru lahir
2.   Keluarga Berencana
3.   Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
4.   Pencegahan dan penangulangan komplikasi aborsi
5.   Kesehatan Reproduksi Remaja
6.   Pencegahan dan Penanganan Infertilitas
7.   Kanker pada Usia Lanjut dan Osteoporosis
8.   Berbagi aspek Kesehatan Reproduksi lain misalnya kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula dll.

            Dalam penerapanya di pelayanan kesehatan, komponen kespro yang masih menjadi masalah di Indonesia adalah ( PKRE) Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial, terdiri dari :
1.      Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir
2.      Keluarga Berencana
3.      Kesehatan Reproduksi Remaja
4.   Pencegahan dan Penanggulangan Infeksi Saluran Reproduksi ( ISR ), trmasuk PMS-HIV / AIDS
5.   Paket Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif (PKRK) ditambah Kesehatan Reproduksi Usia Lanjut

D.   PENDEKATAN SIKLUS HIDUP
            Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup kesehatan reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penanganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar-fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.Dalampendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut                                                                                                                                           
            Berikut digambarkan pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan







E.   Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhusususan kebutuhan penanganan system reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fasekehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa depan kehidupan selanjutnya.

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu :
1.      Konsepsi :
a.    Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b.    Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir
c.    Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi)
d.    Pendekatan pelayanan anternatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

2.      Bayi dan anak :
a.    ASI Eksklusif dan penyapihan layak
b.    Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c.    Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
d.    Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e.    Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f.     Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan primer, imunisasi, pelayanan antennal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll


Asuhan yang diberika
a.     ASI Eksklusif            
b.     Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
c.       Imunisasi dan menejemen terpadu balita sakit
d.      Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
e.       Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan

3.  Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormone-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhn dan perkembangan system reproduksi.
a.       a.Gizi seimbang
b.      Informasi tentang kesehatan reproduksi
c.       Pencegahan kekerasan termasuk seksual
d.      Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e.       Perkawinan pada usia wajar         
f.       Pendidikan, peningkatan keterampilan
g.      Peningkatan penghargaan diri
h.      Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman
i.        Masalah yang ditemui meliputi : seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat

4.      Usia Subur
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat.
Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguankehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometritis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a.       Kehamilan dan persalinan yang aman
b.      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c.       Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
d.      Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e.       Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f.       Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g.      Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h.      Pencegahan dan managemen infertilitas
i.        Masalah yang mungkin ditemui: kesakitan dan kematian ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi, anemia, kemandulan, pelcehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan
j.        Pendekatan yang dapat dilakukan: pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggung jawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.
Asuhan yang diberikan
a.       Kehamilan dan persalinan yang aman
b.      Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c.       Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi
d.      Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS                                
e.       Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f.       Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g.      Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h.      Pencegahan dan managemen infertilitas


5.    Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur.
Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
a.    Perhatian pada problem menapouse
b.    Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis
c.    Deteksi dini kanker rahim
d.    Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, kanker payudara, ISR/IMS/HIV/AIDS
e.    Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini

Asuhan apa yang diberikan
a.    Perhatian pada problem menapouse
b.    Penyakit jantung koroner
b.    Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner, berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik (HDL) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik (LDL) yang meningkatkan kejadian jantung koroner
c.    Osteoporosis                                                                                                       
d.    Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah
e.    Gangguan mata
f.     Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang
g.    Kepikunan
h.    Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilamana kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan
i.     Deteksi dini kanker rahim

F. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Perempuan
a.   Kemiskinan                                              
Diperkirakan sekitar 40% penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan sejak terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan. Hal ini menghambat akses terhadap pelayanan kesehatan yang pada akhirnya dapat berakibat kesakitan, kecacatan dan kematian.
b.      Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat
Kedudukan perempuan dalam keluarga dan masyarakat ditentukan oleh banyak hal, misalnya keadaan sosial ekonomi, budaya dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat di mana mereka menetap. Dewasa ini masih banyak ditemukan diskriminasi terhadap perempuan, antara lain :
§  Perempuan di nomorduakan dalam segala aspek kehidupan, misalnya dalam pemberian sehari-hari, kesempatan memperoleh pendidikan, kerja dan kedudukan
§  Perempuan seringkali terpaksa menikah pada usia muda karena tekanan ekonomi atau orang tua mendorong untuk cepat menikah agar terlepas dari beban ekonomi.
§  Keterbatasan perempuan dalam pengambilan keputusan untuk kepentingan dirinya, misalnya dalam ber- KB, dalam memilih bidan sebagai penolongpersalinan atau dalam mendapat pertolongan segera di RS ketika di perlukan, disamping kurangnya kesempatan mengendalikan penghasilan keluarga
§  Tingkat pendidikan perempuan yang belum merata dan masih rendah menyebabkan informasi yang diterima tentang kesehatan reproduksi sangat terbatas. Seperti diketahui, tingkat pendidikan yang meningkat dapat meningkatkan rasa percaya diri, wawasan dan kemauan untuk mengambil keputusan yang baik bagi diri dan keluarga, termasuk yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
                                                                                              
c.       Akses ke fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
§  Jarak ke fasilitas kesehatan yang cukup jauh dan sulit dicapai
§  Kurangnya informasi tentang kemampuan fasilitas kesehatan
§  Keterbatasan biaya         
§  Tradisi yang menghambat pemanfaatan tenaga dan fasilitas kesehatan

d.      Kualitas pelayanan kesehatan reproduksi yang kurang memadai, antara lain karena :
§  Pelayanan kesehatan yang kurang memperhatikan kebutuhan klien
§  Kemampuan fasilitas kesehatan yang kurang memadai
e.       Beban ganda, tanggung jawab tidak proporsional sehingga kesehatan anak perempuan dan perempuan semakin buruk
f.       Akses pelayanan kespro rendah karena :
§  Pengetahuan tentang seksualitas dan informasi mengenai hak reproduksi masih rendah
§  Menonjolnya perilaku seksual resiko tinggi     
§  Diskriminasi sosial
§  Sikap negative terhadap perempuan dan anak perempuan
§  Rendahnya kemampuan dalam pengendalian kehidupan seksual pada reproduksi
g.      Kurangnya penanganan kespro dan seksual pada laki-laki dan perempuan usia lanjut
h.      Kebijakan dan program kesehatan masih belum mempertimbangkan perbedaan social




G. Pelayanan Kesehatan Pada Wanita Sepanjang Daur Kehidupannya
1.      Skirining
o   Skrining (screening): pemeriksaan sekelompok orang untuk memisahkan orang yang sehat dari orang yang mempunyai keadaan patologis yang tidak terdiagnosis atau mempunyai risiko tinggi. (Kamus Dorland ed. 25 : 974 )
o   Skrining: pengenalan dini secara pro-aktif pada ibu hamil untuk menemukan adanya masalah atau faktor risiko. ( Rochjati P, 2008 )
o   Skrining: usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat sehat, atau benar – benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
o   Penyaringan atau screening adalah upaya mendeteksi/ mencari penderita dengan penyakit tertentu dalam masyarakat dengan melaksanakan pemisahan berdasarkan gejala yang ada atau pemeriksaan laboratorium untuk memisahkan yang sehat dan yang kemungkinan sakit, selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan
2.      Penemuan Penyakit Dengan ‘Screening’
            Screening: Penemuan penyakit secara aktif pada orang-orang yang tampak sehat dan tidak menunjukkan adanya gejala.Uji screening tidak dimaksudkan sebagai diagnostik, akan tetapi seringkali digunakan sebagai tes diagnosis.
            Diagnosis menyangk
ut konfirmasi mengenai ada atau tidaknya suatu penyakit pada individu yang dicurigai atau menderita suatu penyakit tertentu. Orang-orang dengan tanda positif atau dicurigai menderita penyakit seharusnya diberi perawatan/ pengobatan setelah diagnosa dipastikan hasilnya.

3.      Kriteria Menilai, Suatu Alat Ukur
            Suatu alat (test) scereening yang baik adalah yang mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi yaitu mendekati 100%. Validitas merupakan petunjuk tentang kemampuan suatu alat ukur (test) dapat mengukur secara benar dan tepat apa yang akan diukur. Sedangkan reliabilitas menggambarkan tentang keterandalan atau konsistensi suatu alat ukur
4.    Tujuan Screening
Mengetahui diagnosis sedini mungkin agar cepat terapi nya
• Mencegah meluasnya penyakit
• Mendidik masyarakat melakukan general check up
• Memberi gambaran kepada tenaga kesehatan tentang suatu penyakit (waspada mulai dini)
• Memperoleh data epidemiologis, untuk peneliti dan klinisi
5.      Bentuk Pelaksanaan Screening                                                  
• Mass screening adalah screening secara masal pada masyarakat tertentu
• Selective screening adalah screening secara selektif berdasarkan kriteria tertentu, contoh pemeriksaan ca paru pada perokok; pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah menikah
• Single disease screening adalah screening yang dilakukan untuk satu jenis penyakit
• Multiphasic screening adalah screening yang dilakukan untuk lebih dari satu jenis penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas


6.      Kriteria Program Penyaringan
Penyakit yang dipilih merupakan masalah kesehatan prioritas
• Tersedia obat potensial untuk terapi nya
• Tersedia fasilitas dan biaya untuk diagnosis dan terapinya nya
• Penyakit lama dan dapat dideteksi dengan test khusus
• Screeningnya memenuhi syarat sensitivitas dan spesivisitas
• Teknik dan cara screening harus dapat diterima oleh masyarakat
• Sifat perjalanan penyakit dapat diketahui dengan pasti
• Ada SOP tentang penyakit tersebut
• Biaya screening harus seimbang (lebih rendah) dengan resiko biaya bila tanpa screening
• Penemuan kasus terus menerus

7.      Contoh Screening
• Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
• Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
• Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
• Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
• Pemeriksaan urine untuk mendeteksi
 kehamilan
• Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner

8.      Apa Itu Validitas
• Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat
• Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan
yang sebenarnya (sehat atau sakit)
• Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic
9.   Komponen Validitas
• Sensitivitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang positif betul-betul sakit
• Spesivicitas adalah kemampuan dari test secara benar menempatkan mereka yang negatif betul-betul tidak sakit
.














BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
                    Dari makalah ang kami buat, kami dapat menyimpulkan bahwa masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya. Dalampendekatan siklus hidup ini dikenal lima tahap, yaitu :
1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
                  Berikut digambarkan pendekatan siklus hidup kesehatan reproduksi, untuk laki-laki dan perempuan dengan memperhatikan hak reproduksi perorangan. Perempuan mempunyai kebutuhan khusus dibandingkan laki-laki karena kodratnya untuk haid, hamil, melahirkan, menyusui, dan mengalami menopause, sehingga memerlukan pemeliharaan kesehatan yang lebih intensif selama hidupnya. Ini berarti bahwa pada masa-masa kritis, seperti pada saat kehamilan, terutama sekitar persalinan, diperlukan perhatian khusus terhadap perempuan



B.     Saran
Dari hasil pembuatan makalah ini, penulis menyarankan kepada pembaca agar memahami lebih dalam ruang lingkup komunikasi dan dapat mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dengan benar.





1 comment:

  1. Artikel kesehatan maksih mas admin atas artikelnya,mudah di pahami oleh pembaca dan bermanfaat bagi orang banyak.thanks.

    ReplyDelete