Tuesday 10 December 2013

makalah DBD

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Dengue Hemoragic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Penyakit DHF cenderung meningkat dan meluas ke seluruh wilayah nusantara. Di beberapa negara penularan virus dengue dipengaruhi oleh adanya musim, jumlah kasus biasanya meningkat bersamaan dengan peningkatan curah hujan. Di Indonesia pengaruh musim terhadap DBD tidak begitu jelas, tetapi secara garis besar dapat dikemukakan bahwa jumlah penderita meningkat antara bulan September sampai bulan Februari dan mencapai puncaknya pada bulan Januari (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
 Berdasarkan jumlah kasus DHF, Indonesia merupakan urutan yang kedua setelah Thailand (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
 Di Indonesia kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah dengue terbesar terjadi pada tahun 1998 dengan incidence rate (IR)   35,19 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17 %, namun tahun – tahun berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000), 21,66 (tahun 2001), 19,24(tahun 2002), dan 23,87 (tahun 2003) (Rezeki S. Hadinegoro. Hindra Irawan Satari, 2004).
Cara menanggulangi demam berdarah adalah dengan memberantas sarang nyamuk (PSN) dan program menguras, menutup dan mengubur atau sering di sebut dengan 3 M. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pengasapan (fogging), di beberapa daerah dikategorikan rawan demam berdarah. Dapat pula dilakukan pengendalian secara kimiawi seperti memberikan bubuk abate, serta pengendalian secara biologis seperti menggunakan ikan untuk memakan jentik nyamuk. Untuk lebih efektif dapat dilakukan dengan 3 M Plus yaitu menutup, menguras dan mengubur selain itu juga melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menggunakan bubuk abate (Kristina, Isminah, W Leny, 2005).
Dari beberapa data yang muncul diatas tersebut, penulis dalam pengambilan judul laporan uji komprehensif ini ingin memahami dan mampu melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada anak dengan DHF.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada anak dengan Dengue Hemoragic Fever dengan benar.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mampu melakukan pengkajian terhadap pasien dengan DHF.
b.      Dapat merumuskan masalah yang muncul dari pasien dengan DHF.
c.       Dapat menyusun rencana asuhan keperawatan sesuai masalah yang ada.
d.      Dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana.
e.       Mampu mengevaluasi perkembangan klien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian
            Dengue Hemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan dapat enyerang semua orang terutama anak – anak dan dapat menyebabkan kematian (Departemen Kesehatan RI, 2000). Lebih lanjut (Smeltzer, 2001) merumuskan Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh vektor virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes Aegypti. Sedangkan menurut (Nelson, 2000) Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah Demam dengue yang disebabkan oleh beberapa virus yang dibawa arthropoda, ditandai dengan demam. Selain itu DHF dapat didefinidikan sebagai suatu penyakit demam akut disebabkan oleh virus yang masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti yang menyerang pada anak, remaja dan orang dewasa yang ditandai dengan demam, nyeri otot dan sendi, manifestasi perdarahan dan cenderung terjadi syok yang dapat menimbulkan kematian (Hendaranto, 1997).
            Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri otot dan sendi, syok serta dapat menimbulkan kematian.

B.     Etiologi
Pada umumnya maysarakat kita mengetahui penyebab dari DHF adalah melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Virus dengan serotive 1, 2, 3 dan 4 yang ditularkan melalui nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk ini biasanya hidup di kawasan tropis dan berkembangbiak pada sumber air yang tergenang (Smeltzer, 2001).


C.    Pathofisiologi
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah viremia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal – pegal seluruh tubuh dan hal lain yang dapat terjadi adalah pembesaran hati (hepatomegali).
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan terjadinya perembesan plasma ke ruang ekstra seluler akibatnya terjadi pengurangan volume plasma, penurunan tekanan darah. Plasma merembes sejak permulaan demam dan mencapai puncaknya saat terjadi renjatan (syok). Hemokonsentrasi (peningkatn hematokrit lebih dari 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan intravena. Setelah pemberian cairan intravena, peningkatan jumlah trombosit menunjukkan kebocoran plasma teratasi sehingga pemberian cairan intravena dikurangi kecepatandan jumlahnya untuk mencegah terjadinya udem paru, sebaliknya jika tidak mendapatkan cairan yang cukup penderita akan mengalami renjatan (Pice. Sylvia A dan Lartainne M Wilson. 1995).             
Pathway terlampir



D.    Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis yang mincul bervariasi berdasarkan derajat DHF dengan masa inkubasi antara 13 – 15 hari. Penderita biasanya mengalami demam akut sering disertai tubuh menggigil.
Gejala klinis lain yang timbul dan sangat menonjol adalah terjadinya perdarahan, perdarahan yang terjadi dapat berupa perdarahan pada kulit, perdarahan lainseperti melena. Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF gambaran klinis lain yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah
1.      Keluhan pada pernafasan seperti batuk, pilek dan sakit waktu menelan.
2.      Keluhan pada saluran pencernaan seperti mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan konstipasi.
3.      Keluhan sistem tubuh yang lain diantaranya sakit kepala, nyeri pada otot dan sendi, nyeri ulu hati, pegal – pegal di seluruh tubuh.
Klasifikasi DHF
            DHF dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat beratnya penyakit, WHO (1986) membagi menjadi empat kategori (Soegeng Soegijanto, 2002)
1.      Derajat I
Adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes yang positif.
2.      Derajat II
Gejala demam yang diikuti perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit.
3.      Derajat III
Ditemukan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah, gelisah, cianosis sekitar mulut, hidung dan ujung jari (tanda – tanda awal renjatan).
4.      Derajat IV
Renjatan berat (DSS) dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
E.        Pemeriksaan Penunjang
                        Untuk menegakkan diagnosa DHF perlu dilakukan berbagai pemeriksaan lab antara lain pemeriksaan darah dan urine. Pada pemeriksaan darah akan dijumpai :
·         Trombositopenia
·         Hemoglobin meningkat
·         Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat)
·         Hasil kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia.

F.         Penatalaksanaan
            Penderita DHF memerlukan perawatan yang serius dan dapat berakibat fatal dan kematian bila terlambat diatasi, penatalaksanaannya sebagai berikut (Christantie Effendy, 1995) :
·         Tirah baring
·         Diet makan lunak
·         Minum banyak 2 –2,5 liter/24 jam
·         Pemberian cairan intravena
·         Monitor tanda – tanda vital tiap 3 jam, jika dondisi pasien memburuk
·         Periksa Hb, Ht, Trombosit tiap hari
·         Pemberian obat anti piretik
·         Monitor tanda – tanda perdarahan lebih lanjut
·         Pemberian anti biotik, kolaborasi dengan dokter

No comments:

Post a Comment